Rabu, 15 Desember 2010

Telaah Fitokimia Daun Dewa (Gynura Pseudochina (Lour.) Dc.)

Judul Penelitian
Telaah Fitokimia Daun Dewa (Gynura Pseudochina (Lour.) Dc.)
Peneliti
Herwindriandita
Siti Kusmardiyani
As’ari Nawawi
Abstrak
Kandungan kimia daun dewa ditelaah berdasarkan informasi penelitian sebelumnya bahwa ekstrak etanol daun secara berarti menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL serta menaikkan kadr kolesterol HDL. Hasil penapisan fitokimia daun menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid, tanin galat dan katekat dan steroid/triterpenoid. Simplisia daun dewa diekstraksi secara refluks menggunakan pelarut etanol 955 dilanjutkan dengan fraksinasi ekstrak secara ekstraksi cair-cair dan pemisahan lebih lanjut secara kromatografi kertas. Satu senyawa golongan flavonoid telah diisolasi dari fraksi ekstrak etanol dan dikarakterisasi secara spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak. Berdasarkan telaah data spektrum ultraviolet-sinar tampak, isolate termsuk flavonol yang tersulih dengan gula pada 3-O dan 7-O serta memiliki gugus hidroksi pada posisi C-5, C-3’ dan C-4’. Isolat diduga kuersetin 3,7-O-diglikosida.
Keterangan Skripsi
Tahun 2006
Tempat Penelitian Sekolah Farmasi ITB  
Kandungan Kimia
Hasil: Isolat diduga kuersetin 3,7-O-diglikosida.
Isolasi
Simplisia diekstraksi secara refluks dengan etanol 95% dan didapat ekstrak etanol dengan rendemen sebesar 15% b/b. Hasil pemantauan KLT dengan fase diam silika gel GF 254 dan sistem pengembang metanol-etil asetat (3:7) menunjukkan empat bercak.

Ekstrak etanol difraksinasi secara ECC dengan pelarut yang kepolarannya meningkat, yaitu berturut-turut menggunakn n-heksana, etil asetat dan butanol. Hasil pemantauan fraksi dengan KKt dan sistem pengembang butanol- asam asetat-air (4:1:5), menunjukkan bahwa di dalam fraksi etil asetat dan butanol terdapat komponen yang sama pada nilai Rf=0,57. komponen tersebut cukup dominan dan memberikan hasil reaksi positif terhdapa pereaksi penampak bercak aluminium (III) klorida 1% dalam etanol.

Fraksi etil asetat dan butanol dikromatografi kertas preparatif untuk memisahkan isolat. Isolat A diisolasi dari pita ketiga pada fraksi etil asetat dan fraksi butanol. Isolat A diuji kemurniannya secara KKt menggunakn tiga fase gerak dengan kepolaran berbedan dan KKt dua dimensi. Hasil uji kemurnian menunjukkan bahwa isolat A sudah murni.]

Karakterisasi isolat dengan penampak bercak aluminium (III) klorida 1% dalam etanol menghasilkan bercak kuning di bawah sinar ultraviolet 366 nm. Bercak isolat A berubah warna dari lembayungg gelap menjadi kuning di bawah sinar UV 366 nm setelah diberi uap amonia. Pada pemantauan secara KKt dua dimensi, isolat A memberikan nilai Rf=0,56 dengan pengembang n-butanol - asam asetat – air dengan komposisi 4:1:5 dan nilai Rf=0,59 dengan asam asetat 15%.

Isolat murni kemudian dikarakterisasi dengan metode spektrofotometri ultraviolet –sinar tampak menggunakan pereaksi geser natrium hidroksida, aluminium klorida, asam hidroklorida, natrium asetat dan asam borat. Untuk mengetahui jenis gula dan struktur glikosidanya, isolat dihidrolisis dengan asam.

Nilai Rf isolat A setelah dihidrolisis dengan asam menjadi lebih kecil dibanding Rf isolat A sebelum dihidrolisis, menunjukkan bahwa isolat A adalah suatu O-glikosida.

Penapisan fitokimia daun dewa menunjukkan kandungan senyawa golongan flavonoid, tanin galat dan katekat dan steroid/triterpenoid.
Isolat A meupakan senyawa golongan flavonoid jenis flavonol tersulih dengan gula pada 3-O dan 7-O serta memiliki tiga gugus hidroksil pada C-5, C-3’ dan C-4’. Isolat tersebut diduga kuersetin 3,7-O-diglikosida.

Bagi mereka yang mengutip hasil penelitian ini wajib menuliskan sumbernya Sekolah Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id
Kembali

0 comments: