Rabu, 15 Desember 2010

Formulasi, Uji Iritasi dan Penentuan Khasiat Pelindung Surya Krim yang Mengandung Serbuk Kappaphycus alvarezii Bahan Bahari Sumber Karagenan

Judul Penelitian
Formulasi, Uji Iritasi dan Penentuan Khasiat Pelindung Surya Krim yang Mengandung Serbuk Kappaphycus alvarezii Bahan Bahari Sumber Karagenan.
Peneliti
Dewi A. P. S.
Maria Immaculata I.
Sasanti Tarini
Abstrak
Telah dibuat krim yang berkhasiat tabir surya dari serbuk Kappaphycus alvarezii dengan basis minyak zaitun dan parafin cair, emulgator Tween 80 dan Span 80, pengental setil alkohol, antioksidan tokoferol asetat, dan pengawet nipagin dan nipasol. Daya pelindung surya dan keamanan krim ditentukan secara in vivo menggunaka kelinci albino New Zaeland sebagai model hewan uji. Semua krim yang mengandung 1,2, dan 5% serbuk Kappaphycus alvarezii dengan 20% minyak zaitun atau parafin cair, 5% kombinasi Tween 80 dan Span 80, dan 3% setil alkohol tidak mengalami perubahan organoleptik, pH, maupun ukuran globul, namun kekentalannya meningkat secara bermakna selama penyimpanan satu bulan. Krim yang mengandung Kappaphycus alvarezii 5% menunjukkan daya pelindung surya paling tinggi dengan nilai faktor pelindung sebesar 4,77 dan tidak bersifat iritan pada kulit tetapi dapat mengiritasi mata dengan skor konjungtiva 0,267. Keterangan
Skripsi Tahun
2007 Tempat Penelitian
Sekolah Farmasi ITB Uji Farmakologi
Serbuk Kappaphycus alvarezii dibuat sediaan krim menggunakan emulgator kombinasi Tween 80 – Span 80, selanjutnya diuji aktivitas pelindung surya secara in vivo pada kelinci jantan galur New Zealand menggunakan lampu ultraviolet sebagai sumber radiasi. Kelinci yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari bulu dan ditandai seluas 2x2 cm2. Kelinci disensitisasi dengan 8-metoksipsoralen (dosis 10 mg/kg bb) per oral, 90 menit kemudian dipapari sinar UV. Dua puluh jam kemudian, diamati timbulnya eritema pada daerah yang disinari. Faktor tabir surya merupakan perbandingan nilai MED (Minimal Erythema Dose) yang diperoleh setelah diberi krim tabir surya terhadap nilai MED tanpa krim tabir surya. Krim yang diuji mengandung 1 dan 5% Kappaphycus alvarezii. Makin tinggi konsentrasi serbuk Kappaphycus alvarezii, daya pelindung surya makin besar. Nilai faktor pelindung surya (FPS) kadar 1%= 3,05, untuk kadar 5%= 4,77. Uji Toksisitas
Krim yang telah ditentukan aktivitas pelindung surya (kadar 5%) secara in vivo pada kelinci selanjutnya diuji daya iritasinya pada kulit dan mata kelinci albino galur New Zaeland. Iritasi kulit ditentukan dengan mengoleskan sediaan pada punggung kelinci yang telah dibersihkan dari bulu, kemudian diamati kemerahan dan udem yang terbentuk setelah 24 dan 72 jam. Iritasi mata ditentukan dengan menempatkan sediaan ke dalam kantung konjungtiva kelinci kemudian diamati derajat dan luas opasitas kornea, kerusakan iris, reaksi terhadap cahaya, pemerahan dan udem konjungtiva, serta adanya ekskresi air mata selama 7 hari. Krim tidak menimbulkan eritema maupun udem.

Bagi mereka yang mengutip hasil penelitian ini wajib menuliskan sumbernya Sekolah Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id

1 comments:

Anonim mengatakan...

aslmkm Wr..slm kenal..
skripsi sy tntg krim tabir surya berbasis minyak zaitun..yg ingin sy tanyakan, apakah minyak zaitun mempunyai khasiat sbagai tabir surya, klo ada brp % kadarnya??
prhatian & jwbnnya sy ucpkn trmksh..
wsslm