Selasa, 14 Desember 2010

Aritmia (gangguan irama jantung)

Bahasa kedokterannya aritmia. Terjemahan awamnya gangguan irama jantung. Wujud klinisnya tak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung. Gangguan kecepatan denyut dan konduksi listrik jantung pun masuk dalam ruang lingkupnya. Banyak orang yang dibuat cemas ketika debar jantung mereka terasa tidak wajar. Kekhawatiran macam ini sungguh masuk akal adanya, sebab gangguan ini hampir selalu diterjemahkan sebagai tidak beresnya kerja jantung.

Prevalensi
ARTIMIA sangat sering terjadi pada mereka yang jantungnya sehat-sehat saja. Artinya, pengidap aritmia tidak berarti menderita penyakit jantung. Jangan lupa menghitung berapa cangkir kopi yang dIteguk setiap pagi. Berapa gelas teh yang melewati kerongkongan untuk menemani makanan kecil dalam seharinya. Seringkali orang melupakan hal-hal kecil yang dapat mempengaruhi ritme dan frekuensi jantung, mulai dari teh, kopi, atau minuman berkafein lainnya, alkohol (holiday heart), rokok, stres emosional, obat-obat diet penurun berat badan sampai ke obat-obat flu. Penyebab non-kardiak (bukan jantung) lainnya ialah hipertiroid, ketika produksi hormon tiroksin (anak gondok) lebih tinggi dari batas nilai normal dan gangguan keseimbangan elektrolit, hiperkalemia, hipokalemia, artinya kadar kalium darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sekalipun sebagian besar aritmia tidak berbahaya, beberapa di antaranya memang bersumber dari kelainan organik pada jantung. Problem kardiak (jantung) ini antara lain gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis atau spasme koroner), peradangan jantung seperti demam rematik, gangguan katup jantung, gagal jantung kongestif, dan sebagainya. Jika kekerapan aritmia demikian sering dan sampai menimbulkan gejala-gejala klinis, problem ini harus segera dikonsultasikan ke dokter, khususnya ahli penyakit jantung.
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Fungsi jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
  • Pembuluh darah
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena.
  • Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
  • Vena, saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat rendah. Dinding vena sangat tipis akan tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh.
Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.

  Bunyi jantung        
Selama gerakan jantung, dapat terdengar 2 macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang menutup.bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrio ventrikel, dan bunyi kedua disebabkan oleh menutupnya katup aorta dan arteri pulmonar setelah kontriksi dari ventrikel.
  Debaran jantung
Merupakan pukulan ventrikel kiri terhadap dinding anterior yang terjadi selama kontriksi ventrikel.

Gejala-gejala Aritmia
Ketika jantung tak berdenyut dengan teratur, beragam gejala klinis dapat muncul seperti jantung berdebar-debar, tubuh terasa lelah, pusing, sesak nafas, nyeri dada, kadang-kadang sampai pingsan.
Untuk memahami proses timbulnya gangguan listrik jantung, kita perlu memahami konduksi jantung dalam keadaan fisiologis (normal). Jantung adalah pompa berotot yang memiliki empat ruang. Dua bilik di bagian atas disebut atria, sementara dua bilik di bagian bawah bernama ventrikel. Dalam proses yang normal tiap denyut jantung akan dimulai di atria kanan, pada suatu tempat yang memiliki sel-sel khusus yang bernama nodus SA (sino-atrial). Dari sini impuls listrik akan diteruskan ke kedua atrium, lalu melanjutkan diri ke nodus AV (atrio-ventricular) yang terletak di dasar atrium kanan, tepat di sebelah kanan septum interatrial.
Selanjutnya, rangsang dari nodus AV menjalar melalui jaringan His, yang kemudain membagi dua menajdi cabang kanan dan kiri. Cabang ini kemudian membentuk anyaman serat yang menyebar ke dalam kedua ventrikel. Ketika impuls listrik terjadi, timbulah kontraksi otot-otot jantung. Dan, tejadilah proses pemompaan darah ke seluruh tubuh. Umumnya jantung berdenyut 60 - 100 kali per menit. Aritmia dapat terjadi oleh karena;
·         Gangguan pembentukan rangsang: nodus SA mengirim impuls listrik dengan irama atau frekuensi yang abnormal, denyut jantung yang seharusnya berawal dari nodus SA, dimulai dari tempat lain di jantung.
·         Gangguan konduksi (pengantaran) listrik jantung berupa hambatan atau blokade impuls listrik dalam jantung.
Gangguan pembentukan dan konduksi listrik, kombinasi kedua hal di atas

DIAGNOSIS
Degupan jantung terlalu perlahan, keadaan di mana nadi berdenyut dibawah 60 degupan per-menit tanpa sebab, rangsangan elektrik mungkin tidak sampai vertikel dengan sempurna. Hal ini berlaku pada orang tua dan penderita penyakit jantung koroner. Dimana darah tidak akan sampai ke otak dengan sempurna dan penderita lazimnya merasa pusing atau sampai pingsan hingga dikenal sebagai ‘heart block’.

Patofisiologis
Penyempitan pembuluh darah di jantung, sehingga nodus AV dan SA bekerja kurang maksimal. Dari itu semua, dapat menyebabkan abnormalitas  jantung, baik pada denyut jantung, irama/ritme, tempat asal impuls, gangguan impuls, gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi atrium dan ventrikel.

Tanda – tanda adanya aritmia :
  • Dada berasa berdetak kencang atau berdebar-debar secara tiba-tiba tanpa sebab.
  • Serangan terjadi beberapa menit, berjam-jam atau sampai berhari-hari
  • Merasa sering ingin buang air kecil
  • Kepala pusing dan sakit dada secara terus-menerus
  • Tubuh terasa lemas
  • Denyut nadi terasa terhenti
  • Pusing atau sampai pingsan berulang kali
Jenis-jenis aritmia:
  Atrial fibrillation, jantung berdenyut demikian cepat dan tidak teratur. Aritmia ini membutuhkan terapi, khusus nya karena gangguan ini menyimpan resiko terjadinya stroke.
  Paroxysmal atrial tachycardia, timbul satu periode jantung berdetak dengan sangat cepat, tetapi iramanya masih teratur. Sekalipun seringkali menimbulkan perasaan takut pada penderitanya, jenis gangguan irama jantung ini biasanya tidak bebahaya
  Denyut ektopik, jantung memiliki denyut ekstra atau tambahan. Seringkali tidak dibutuhkan terapi khusus, kecuali detak tambahan tersebut terjadi berturut-turut atau timbul bersamaan dengan problem jantung lainnya (seperti penyakit jantung bawaan).
  Takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel, jantung berdenyut demikian cepat dan gagal memompa darah keluar jantung. Kondisi ini sangat berbahaya dan perlu ditangani secepatnya.

Tujuan terapi aritmia adalah:
1.    mengembalikan irama jantung yang normal (rhythem control),
2.    menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control), dan
3.    mencegah terbentuknya bekuan darah.
Terapi sangat tergantung pada jenis aritmia. Sebagian gangguan ini tidak perlu di terapi. Sebagian lagi dapat diterapi dengan obat-obatan. Jika kausa aritmia berhasil dideteksi, maka tak ada yang lebih baik daripada menyembuhkan atau memperbaiki penyebabnya secara spesifik. Aritmia sendiri, dapat diterapi dengan beberapa hal di bawah ini;
1.   Obat-obatan. Ada beberapa jenis obat yang tersedia untuk mengendalikan aritmia. Pemilihan obat harus dilakukan dengan hati-hati karena mereka pun memiliki efek samping. Beberapa di antaranya justru menyebabkan aritimia bertambah parah. Evaluasi terhadap efektivitas obat dapat dikerjkan melalui pemeriksaan EKG (pemeriksaan listrik jantung).
2.   Pace maker atau pacu jantung buatan, sebuah alat elektronik yang diletakkan di bawah kulit dada. Alat ini boleh dikata mengambil alih tugas natural pace maker kita yang oleh suatu sebab tidak melakukan tugasnya dengan baik.
3.   Defibrilasi jantung (cardiac defibrillation), syok aelektrik yang dapat digunakan untuk menghentikan irama jantung abnormal dan mengembalikan ke irama yang normal.
4.   Tindakan bedah dapat mengoreksi aritmia jenis tertentu, sebagai contoh aritmia yang disebakan oleh penyakit jantung koroner dapat dikoreksi dengan bedah bypass surgery. Jika bagian tertentu jantung ditemukan sebagai sumber penyebab aritmia, bagian tersebut dapat dihancurkan atau dilenyapkan.
Cardioversion, suatu alat yang ditempelkan pada dinding dada dan secara cepat dapat mengembalikan keteraturan denyut jantung. Alat ini paling sering digunakan dalam situasi darurat.

Obat-obat antiaritmia

1.        obat-obat kelas I a, b, dan c
OBAT
DOSIS HARIAN (mg)
EFEK SAMPING
Kuinidin
800-1600 (oral)
Dapat menyebabkan blok SA dan AV atau asistole. Pada kadar toksik dapat menimbulkan takikardia ventrikular, penurunan tekanan darah, urinasi sulit dan gangguan saluran cerna.
Lidokain
0,7 – 1.4 mg (i.v)
Pada kadar plasma mendekati 5µl/ml, gejala SSP seperti disosiasi, parestesia (perioral), mengantuk dan agitasi, tidak jelas terlihat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pendengaran berkurang, disorientasi, kedutan otot, kejang, dan henti napas.
Flekainid

400-600 (oral)
Meningkatkan resiko kematian mendadak dan jantung berhenti.

2.        obat-obat kelas II

OBAT
DOSIS HARIAN (mg)
EFEK SAMPING
Propanolol
30-320
Terjadi hipotensi atau gagal ventikel kiri


3.         obat-obat kelas III

OBAT
DOSIS HARIAN (mg)
EFEK SAMPING
Amiodaron
400-800
Menyebabkan gangguan fungsi hati, gangguan fungsi paru-paru.

4.         obat-obat kelas IV

OBAT
DOSIS HARIAN (mg)
EFEK SAMPING
Verapamil
240-480
Menyebabkan gangguan saluran cerna dan gangguan jantung.

0 comments: