Sabtu, 11 Desember 2010

Imunisasi Apakah Penting


    Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya. Salah satu ancaman terhadap manusia adalah penyakit, terutama penyakit infeksi yang dibawa oleh berbagai macam mikroba seperti virus, bakteri, parasit, jamur. Tubuh mempunyai cara dan alat untuk mengatasi penyakit sampai batas tertentu. Beberapa jenis penyakit seperti pilek, batuk, dan cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa sistem pertahanan tubuh (sistem imun) orang tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan kuman-kuman penyakit itu. Tetapi bila kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh (terutama pada anak-anak atau pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah) tidak mampu mencegah kuman itu berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa kepada cacat atau kematian. Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. 
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai "pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. 
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. 
Vaksinasi atau yang lebih sering disebut dengan imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Pada 1977, WHO memulai program imunisasi di Indonesia yang disebut Program Pengembangan Imunisasi (PPI). Sebenarnya banyak sekali macam imunisasi yang dicanangkan oleh pemerintah, namun hanya lima jenis imunisasi untuk balita yang diwajibkan, yakni:

a.    BCG
Tujuan : kekebalan aktif terhadap TBC
Cara imunisasi :
1)    Diberikan pada umur bayi ≤ 2 bulan sampai dengan 12 bulan
2)    Jika diberikan pada bayi ≥ 3 bulan, terlebih dahulu dilakukan uji tuberculin
3)    Dosis yang diberikan sebanyak 0,05 ml disuntikan secara intracutan di musculus deltoideus kanan atau paha kanan atas
4)    BCG ulang tidak dianjurkan
Kontraindikasi
1)    Reaksi uji tuberculin > 5 mm
2)    Infeksi HIV
3)    Gizi buruk
4)    Demam
5)    Infeksi kulit
6)    Pernah TBC
b.    DPT
Tujuan : kekebalan aktif terhadap DPT
Cara imunisasi :
1)  Diberikan sebanyak 3 kali
2)  Pemberian pertama sejak umur bayi 2 bulan, pemberian selanjutnya selang 4 – 6 minggu :
a)    DPT I         : 2 – 4 bulan
b)    DPT II        : 2 – 5 bulan
c)    DPT III       : 4 – 6 bulan     
3)  Dosis yang diberikan sebanyak 0,5 ml IM
Kontraindikasi :
a)    Sakit parah
b)    Kejang, demam
c)    Batuk, pilek, diare ringan
d)    Batuk rejan
e)    Gangguan kekebalan tubuh
c.    Vaksin Poliomyelitis
Tujuan : kekebalan terhadap polio
Cara imunisasi :
1)  Diberikan per oral
2)  Diberikan pada bayi usia 4 – 6 minggu
3)  Diberikan bersama BCG, hepatitis B dan DPT
4)  Dosis yang diberikan sebanyak 2 tetes
Kontraindikasi
1)    Diare berat
2)    Suhu > 38,5 ºC
3)    Mengidap HIV
d.    Vaksin Campak
Tujuan : kekebalan terhadap campak
Cara imunisasi :
1)  Pemberian sebanyak 1 kali
2)  Diberikan pada umur bayi 9 bulan
3)  Dosis yang diberikan sebanyak 0,5 ml subkutan/IM
Kontraindikasi
1)    Demam
2)    Kurang gizi
3)    TBC
4)    Gangguan kekebalan
e.    Hepatitis B
Tujuan : kekebalan terhadap penyakit hepatitis
Cara imunisasi : diberikan sebanyak 3 kali interval yaitu :
1)  1 – 2 bulan (suntikan I ke II)
2)  5 bulan (suntikan II ke III)
                   3)  Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian dasar

Pemberian vaksin secara dini dan rutin pada bayi dan balita diketahui mampu memunculkan kekebalan tubuh secara alamiah. Cara itu sangat efektif, mudah, dan murah Untuk menangkal berbagai penyakit menular. 

DIFTERI
Penyakit difteri termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheria. Bakteri tersebut bersarang dan berkembang biak dalam tenggorokan dengan toksin yang sangat kuat. Penularannya bisa terjadi melalui udara atau cipratan sewaktu si penderita batuk atau bersin. Toksin dari bakteri itu dapat merusak saluran pernafasan dan masuk ke dalam aliran darah hingga bisa menyebabkan kelainan pada organ tubuh yang penting, misalnya jantung. Penyakit tersebut terutama menyerang anak-anak usia balita, padahal difteri bisa ditangkal dengan imunisasi DPT. 



PERTUSIS (Batuk Rejan)
Pertusis disebabkan oleh bakteri bordetella pertusis yang bersarang di saluran pernafasan. Penyakit yang mudah menular tersebut digolongkan sebagai penyakit berat pada bayi. Pada balita, jarang menyebabkan kematian. Namun adanya batuk yang disertai nafas yang tersengal serta muntah-muntah dapat menimbulkan gangguan gizi pada anak, akibatnya pertumbuhannya akan terganggu. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi DPT. 


TETANUS
Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri clostridium tetani yang terdapat dimana-mana, misalnya di tanah, kotoran hewan, debu dan lain sebagainya. Bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka yang tercemar oleh kotoran. Di dalam luka itu, bakteri akan berkembang biak dan membentuk toksin yang menyerang saraf. Gejala awal berupa ketegangan pada otot rahang dan leher yang dalam beberapa hari dapat berubah menjadi kejang otot disertai kesulitan menelan, gelisah dan mudah terangsang oleh suara, sentuhan, sinar dan sebagainya. Penyakit tetanus dapat dicegah dengan imunisasi DPT/DT pada usia bayi. Selain itu, wanita yang tengah hamil juga perlu diberikan imunisasi dengan vaksin TT (Tetanus Toksoid) untuk melindungi bayinya dari tetanus ketika lahir.

NB:Nah mari kita sikapi masalah ini bersama-sama, Pentingkah Imunisasi Untuk Si Buah Hati Anda? tergantung pemiqiran kita. Jika sebenarnya anda tidak melakukan program imunisasi itu sebenarnya tidak menjadi masalah, "ASALKAN LINGKUNGAN ANDA DIJAMIN BERSIH ATAU STERIL" namun jika anda ragu WAJIBKANLAH DAN LUANGKAN WAKTU ANDA UNTUK PERGI KE POSYANDU DAN BERTANYA TENTANG MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN BUAH HATI. smoga membantu



0 comments: