Kamis, 16 Desember 2010

Kenali Tanda-tanda Pra Persalinan disertai tekhnik Mengurangi nyeri saat Melahirkan

NYERI, tegang, plus mulas-mulas. Ups, jangan-jangan saat persalinan Anda sudah dekat. Jangan panik dulu, punya pengetahuan mengenai tanda-tanda persalinan jelas sangat membantu. Namun, begitu, tidak semua wanita hamil akan melewati merasakan pengalaman yang sama saat melahirkan.
SAAT-saat persalinan selalu menjadi momen yang ditunggu ibu hamil. Perasaan bahagia, takut, dan gelisah bercampur-aduk. Untuk itu, mengetahui tanda-tanda persalinan sangat penting untuk memastikan kapan harus ke klinik bersalin ataupun ke rumah sakit. Menurut dr Firmansyah SpOG, seorang calon ibu harus mengetahui tanda-tanda persalinan yang benar terutama yang baru pertama kali melahirkan. Dengan mengetahui tanda-tanda persalinan yang benar, calon ibu bisa menjalani kehamilannya dengan lebih tenang. "Yang pertama, gerakan janin harus dipantau. Bila janin sudah tidak bergerak seperti biasanya, ibu harus berhati-hati, bisa-bisa terjadi sesuatu dengan janin. Kalau perlu, segera periksa," ujarnya saat ditemui di Klinik Bhayangkara, baru-baru ini.
Secara umum, tanda-tanda persalinan muncul saat kehamilan sudah di atas 37 minggu (dihitung dari hari pertama haid terakhir). "Normalnya sih 40 minggu, plus-minus 2 minggu, tapi lebih dari 37 minggu janin sudah matang dan siap untuk dilahirkan," lanjut dr Firman.
Tahapan persalinan sendiri dimulai dari adanya kontraksi rahim, penurunan kepala janin, adanya pembukaan dan ketuban pecah. Pada masa kontraksi ini, sebaiknya dikenali mana kontraksi palsu dan mana yang merupakan tanda-tanda persalinan.
Kontraksi persalinan yang sebenarnya adalah kontraksi yang intensitasnya makin lama makin kuat, durasinya makin lama makin panjang, intervalnya makin lama makin pendek (makin sering), dan disertai his (rasa nyeri). Rasa nyeri ini menjalar dari pinggang bagian belakang ke perut, dan terasa mulas seperti orang sakit perut. “Kalau dipegang, perut si calon ibu juga terasa kencang. Kalau sehari sakit, terus besok sakit lagi, ini masih kontraksi palsu,” ujarnya.

Jika sudah waktunya bayi keluar, namun belum juga muncul nyeri persalinan, sering kali dilakukan induksi. "Biasanya ini pada kehamilan lewat waktu, atau ketuban pecah lebih dari 12 jam. Tujuannya agar persalinan bisa segera dimulai," jelas dr Firman.
Selain kontraksi, tanda-tanda kelahiran lain adalah terjadinya pelepasan lendir bercampur darah (bloody show), yang menunjukkan mulai adanya pembukaan dari mulut rahim (bukaan). Bukaan menunjukkan lebar pembukaan mulut lahir. Ini berbeda dengan ketuban pecah, karena air ketuban adalah air, bukan urin.
Pembukaan satu hingga tiga belum masuk tahapan inpartus (persalinan). Karena, waktu yang dibutuhkan pada pembukaan 1 menuju pembukaan 4 berbeda tiap orangnya. Ada yang 1 jam, ada yang 1 hari, 3 hari, dan malah ada yang seminggu. “Biasanya, pada pembukaan, meski sudah ada rasa nyeri, ibu tetap bisa beraktivitas seperti berjalan kaki untuk mempercepat pembukaan,” ujarnya.
Fase aktif inpartus akan terlihat pada pembukaan 4. Untuk menuju pembukaan lengkap yakni pembukaan 10, pada anak pertama standar waktunya 10-14 jam. Untuk anak kedua dan seterusnya 5-7 jam. Jika dalam waktu tersebut belum terjadi persalinan, biasanya akan dilakukan induksi.
Jika sudah waktunya namun belum juga lahir, biasanya ada faktor penyulit. Misalnya, ketuban pecah duluan, ada lilitan tali pusat, ukuran bayi dan ukuran panggul tidak sebanding dan sebab lainnya.
Untuk masa pengeluaran bayi sendiri, terjadi pada pembukaan lengkap 10 cm, saat kepala bayi sudah ada di dasar (perineum) dan siap untuk keluar. Di tahap ini, calon ibu refleks merasa ingin mengejan. Tanpa dipandu pun, ibu akan mengejan sendiri. “Bayi keluar, menyusul kemudian palsentanya,” ujarnya.
Setelah itu, baru tahap observasi perdarahan pasca persalinan. Normalnya, perdarahan tak lebih dari 500 cc. Kalau lebih dari itu, pada persalinan biasa, disebut perdarahan pasca-persalinan (post partum). Sementara pada kelahiran dengan sectio (operasi), perdarahannya tak boleh lebih dari 1000 cc.(*)

Jangan cemas moms. Berikut hotmommies berikan tips mengenal gejala pra persalinan.
1.      Menurunnya letak janin. Pada ibu yang hamil untuk pertama kalinya, biasanya terjadi dua sampai empat minggu sebelum di mulainya persalinan. Dimana janin mulai turun ke rongga pinggul. Hal ini bisa dilihat dari luar, dimana kondisi perut semakin membuncit di bawah dan di daerah panggul, sementara bagian perut atas lebih kosong.
2.      Perasaan bertambahnya tekanan pada pinggul dan lubang anus. Ini terutama terjadi jika moms mengalami guncangan seperti saat naik kendaraan umum atau motor. Gejala ini bisa juga ditambah dengan adanya rasa kejang dan nyeri tumpul. Mungkin juga terdapat sakit punggung pada bagian bawah.
3.      Pada awal trisemester ketiga biasanya nafsu makan memang semakin besar. Namun seiring makin dekatnya masa persalinan, perasaan tidak nyaman justru bisa menurunkan berat badan atau berat badan stagnan. Berat normal yang biasa terjadi saat penurunan berat badan adalah sekitar 1-1,5 kg.
4.      Perubahan kadar energi. Beberapa wanita hamil sembilan bulan merasa sangat letih. Beberapa lainnya merasa adanya tambahan tenaga.
5.      Perubahan pada pengeluaran dari vagina. Ini ditandai dengan bertambah kental dan banyaknya cairan yang keluar dari vagina.
6.      Lepasnya sumbat lendir. Karena leher rahim mulai menipis dan membuka sumbat lendir, maka bisa jadi ada sebongkah lendir yang terlepas. Bentuknya seperti agar-agar. Biasanya keluar dari saluran vagina, satu atau dua minggu sebelum kontraksi pertama dari persalinan sebenarnya atau ketika persalinan dimulai.
7.      Perdarahan atau bercak darah. Karena leher rahim menipis dan membuka, pembuluh darah kapiler pecah sehingga darah mewarnai lendir yang keluar. Jika moms mendapati kejadian ini, segeralah pergi ke rumah sakit karena ini berarti persalinan bisa segera dimulai 24 setelah kejadian. Tapi jika pembukaan belum sempurna dan kontraksi belum terlalu sering, bisa juga persalinan terjadi beberapa hari kemudian.
8.      Bertambahnya kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi palsu atau kontraksi latihan ini menjadi lebih sering dan lebih kuat bahkan nyeri.
9.      Diare. Beberapa perempuan bisa terserang diare tepat beberapa saat sebelum proses persalinan dimulai.
10.  Jika tanda-tanda menuju persalinan sudah lengkap seperti di atas. Jangan ragu untuk mengontak dokter kandungan Anda, atau langsung datang ke rumah sakit untuk konsultasi.

"Nah Sekalian saja saya postingkan judul ini, dengan prosedur tanyajawab sehingga mudah dan enak dibacanya, moga bermanfaat:" 
Teknik Mengurangi/menghilangkan nyeri saat Melahirkan
bagaimana dengan teknik yang disinyalir bisa mengurangi/menghilangkan rasa nyeri saat melahirkan?

Menurut salah seorang Ahli kebidanan dan kandungan dari Sam Marie Family Healthcare, dr. Deradjat M. Sastrawikarta, SpOG.:
T: Apakah masih banyak wanita yang menggunakan pereda nyeri persalinan?
J: Tidak terlampau banyak. Umumnya para wanita sudah mengerti, persalinan normal selalu menimbulkan rasa nyeri. Meski demikian, dokter tetap menyediakan pereda nyeri. Yang lazim dikenal adalah teknik epidural atau spinal. Teknik epidural yang banyak dipakai.
T: Mengapa timbul nyeri dalam persalinan?
J: Nyeri menandakan tubuh sedang bekerja keras membuka mulut rahim agar bayi bergerak turun melewati jalan lahir. Nyeri adalah sensasi, setiap wanita mempunyai ambang batas yang berbeda terhadap nyeri. Pada setiap persalinan polanya juga tak sama. Ada ibu yang ambang nyerinya tinggi, ada yang rendah. Ada ibu di persalinan pertama bisa mengatasi rasanya nyeri, lalu saat melahirkan anak kedua menjerit kesakitan karena tak mampu mengatasi rasa nyerinya.
T: Seperti apa rasa nyeri itu?
J: Rasa nyeri datang secara perlahan-lahan sesuai pembukaan (kala persalinan) dan mencapai puncak saat persalinan di ambang pintu. Rasanya berbeda dengan nyeri yang lain, misalnya nyeri karena luka atau nyeri karena sembelit. Boleh dibilang nyeri yang "aneh" karena tidak ada yang salah atau luka pada tubuh Anda.
T: Apa yang dimaksud dengan pereda nyeri?
J: Beberapa wanita mengatakan mereka kuat menghadapi rasa nyeri. Yang lain mengatakan kalau seluruh tubuhnya terasa sakit yang tidak tertahankan. Mereka inilah yang akan diberikan pereda nyeri. Pereda nyeri membuat nyaman dan relaks meski nyeri tak langsung hilang sama sekali. Metode tersebut bisa meningkatkan stamina untuk mengurangi rasa nyeri. Ingat, stres menghadapi persalinan membuat tegang dan mengurangi kemampuan mengatasi rasa nyeri. Pereda nyeri ada yang berbentuk obat dan ada yang alami.
T: Apa saja contohnya?
J: Untuk yang obat adalah epidural dan spinal. Sedangkan alami bisa berupa pijatan, hipnotis, akupunktur, teknik mengatur napas, persalinan dalam air dan lain-lain yang intinya membuat ibu merasa nyaman menghadapi persalinan karena nyerinya berkurang.
T: Yang dilakukan oleh dokter adalah epidural dan spinal. Apa itu epidural?
J: Bius epidural akan mematikan rasa pada saraf di tulang belakang yang kemudian menjalar ke perut. Bius lokal dengan dosis rendah akan disuntikkan ke bagian bawah punggung untuk mematikan rasa melalui kateter epidural. Efeknya akan terasa terus hingga beberapa jam. Bius tersebut dapat ditambahkan tiap beberapa jam lewat kateter tersebut.
T: Apa yang dimaksud dengan teknik spinal?
J: Spinal berarti tulang belakang. Pada teknik ini, jarum disuntikkan ke dalam cairan susunan saraf tulang belakang. Bius dosis rendah dimasukkan, dan jarum dikeluarkan. Efeknya lebih cepat dibanding epidural, dapat bertahan sampai 4 jam, namun obatnya tak bisa ditambah dosisnya.
T: Kapan umumnya pereda nyeri ini diberikan?
J: Pereda nyeri akan diberikan bila ibu memasuki fase persalinan aktif, yaitu bila pembukaan lebih dari 5 cm dengan his (kontraksi persalinan) yang adekuat.
T: Apakah pereda nyeri berpengaruh pada bayi?
J: Tidak. Tapi ahli anestesi akan selalu stand by untuk dihubungi. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan juga akan terus memantau. Intinya, pereda nyeri harus digunakan di rumah sakit dan dalam pantauan dokter.
T: Apa umumnya pandangan dokter terhadap rasa nyeri selama persalinan.
J: Ada 2 hal yang dilematis, yaitu rasa nyeri dalam persalinan adalah kodrat alam. Sudah ditakdirkan wanita bisa survive dengan kondisi seperti ini. Terbukti toh, tidak ada rasa nyeri persalinan yang berakibat fatal.
Di sisi lain, ada wanita yang tidak tahan dengan rasa nyeri sehingga dia berhak juga untuk tidak merasakan sakit. Nah, tentu harus dicari cara-cara untuk menghilangkan sakitnya pada saat persalinan. Caranya ya lewat teknik-teknik pereda nyeri itu. Tapi pada intinya, seorang wanita seharusnya disiapkan untuk menghadapi persalinan. Agar nyaman dan aman, sehingga rasa nyeri bisa dihadapinya.
T: Perlukah merencanakan metode pereda nyeri sebelum persalinan?
J: Sangat dianjurkan. Anda sendiri yang tahu bagaimana ketahanan menghadapi rasa sakit. Kalau sebelumnya berdiskusi dengan dokter, bisa direncanakan metode apa yang akan dipakai. Apa kelebihan dan kemungkinan efek sampingnya. Meskipun akhirnya keputusan berada di tangan Anda, tapi tetaplah terbuka terhadap segala kemungkinan, sebab persalinan ada kalanya tak berjalan sesuai rencana. Berbicaralah dari hati ke hati dengan dokter kandungan Anda tentang segala sesuatunya soal persalinan. Termasuk kalau Anda tipe orang yang tidak tahan sakit, namun ingin melahirkan secara normal. Jangan malu-malu.
T: Apa dampaknya bila persalinan dengan pereda nyeri tidak direncanakan?
J: Yang paling baik bila direncanakan sejak awal. Jangan sudah setengah jalan baru minta penghilang rasa sakitnya. Biasanya malah mengganggu proses persalinan.
T: Contoh?
J: Bila bayi sudah turun ke jalan lahir, buat apa minta epidural, sebab toh Anda harus mengejan juga. Pemberian pereda nyeri juga sering berujung pada tindakan seperti sesar. Karena pereda nyeri menghilangkan sensasi dan mematikan rasa sehingga dorongan mengejannya hilang. Padahal persalinan normal harus selalu dengan mengejan.
T: Adakah faktor-faktor yang membantu mengurangi nyeri tanpa pereda nyeri?
J: Wanita sebenarnya ditakdirkan lebih tahan terhadap sakit. Kuncinya, ibu harus tenang menghadapi persalinan. Tenang berarti aman dan nyaman. Karena nyeri itu bisa hebat bila diiringi dengan kecemasan. Karena cemas, persalinan bisa menjadi panjang. Nyeri yang dirasakan pun jadi lebih panjang.
Mengendalikan rasa nyeri tergantung dari faktor-faktor yang memengaruhi. Misal, kecukupan beristirahat sebelum persalinan, asupan makanan; bergizi atau tidak selama kehamilan, lamanya persalinan, posisi bayi dan pengetahuan ibu; bahwa sejak awal ia harus diberi tahu, bahwa rasa nyeri persalinan itu ada. Di atas semuanya adalah kesiapan ibu menghadapi persalinan. Semakin nyaman dan relaks, semakin banyak dukungan dari keluarga terutama suami, ibu bisa mengalihkan rasa sakitnya menjadi perasaan bahagia menghadapi kelahiran buah hati.
Untuk diketahui, kontraksi otot saat persalinan adalah upaya membantu terbukanya jalan lahir. Karena kontraksi, leher rahim akan menjadi lunak, menipis, dan mendatar, kemudian menarik leher rahim. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim sehingga membuka. Bila ibu sudah terbiasa relaksasi, jalan lahir akan lebih mudah terbuka. Keuntungan lain dari perasaan relaks adalah mencegah kelelahan yang berlebihan saat persalinan.
AIR untuk Kurangi STRES dan NYERI
Pada awalnya berada di air selama proses persalinan dilakukan untuk mengurangi nyeri pada tahap pertama persalinan. Jadi bukan sebagai salah satu cara untuk melahirkan. Namun kini sudah merupakan salah satu metode persalinan. Air diyakini bisa mengurangi nyeri dan membuat ibu lebih nyaman. Air juga menyangga tubuh dan bisa mempercepat persalinan yang lambat. Melahirkan di dalam air juga mengurangi kemungkinan terjadinya robekan karena berendam di air akan membuat vagina menjadi lebih elastis.
Sayang, masih sangat sedikit rumah sakit dan klinik bersalin yang memiliki fasilitas untuk melahirkan di air. Jika fasilitasnya tak tersedia, Anda bisa membawa kolam plastik sendiri ke rumah sakit. Diskusikan dulu dengan dokter karena persalinan begini tetap membutuhkan penanganan oleh dokter yang berpengalaman.

METODE PEREDA NYERI ALAMI
Selain metode pereda nyeri dengan obat, dikenal pula metode pereda nyeri alami. Prinsipnya tetap sama, yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga bisa merasa nyaman dan relaks menghadapi persalinan. Metode ini juga bisa meningkatkan stamina untuk mengatasi rasa nyeri dan tidak berdampak pada bayi yang dilahirkan.
Metode pereda nyeri alami bisa digabungkan dengan metode pereda nyeri dengan obat. Bila ingin menggunakannya, ada baiknya mendiskusikan terlebih dulu dengan dokter jauh-jauh hari sebelum menghadapi persalinan.
Dilakukan sendiri atau bersama pasangan
* Metode panas-dingin.
Memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelup ke air dingin mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di punggung. Menaruh handuk dingin di wajah juga bisa mengurangi ketegangan.
* Gerakan
Teruslah bergerak agar sirkulasi darah meningkat, nyeri punggung berkurang, dan perhatian teralih dari rasa nyeri. Cobalah berbagai posisi persalinan, gunakan bantal untuk menyangga sampai diperoleh posisi paling nyaman.
* Pijat
Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa meredakan ketegangan otot serta memberi rasa relaks. Sirkulasi darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.
* Terapi aroma
Mengirup aroma minyak esensial bisa mengurangi ketegangan, terutama pada persalinan tahap awal. Dapat juga untuk mengharumkan ruang persalinan karena dapat memberikan efek menenteramkan.
* Teknik bernapas yang benar
Disebut juga psikopropilaksis. Metode ini menekankan teknik bernapas yang benar selama kontraksi. Berkonsentrasi pada napas dapat mengalihkan Anda dari nyeri, membuat otot-otot relaks serta ketegangan mengendur.
Agar piawai melakukannya di saat persalinan, rajinlah menghadiri kelas prenatal. Di sana Anda bisa melatih teknik bernapas yang benar. Ajaklah suami agar bisa membantu Anda selama persalinan nanti.
"Dilakukan oleh ahli/dibantu terapis"
Jika ingin menggunakan salah satu metode berikut, Anda harus meminta bantuan terapis/ahli agar semuanya berjalan baik. Hubungi seorang terapis dan cobalah dulu sebelum persalinan. Pastikan juga ia bisa mendampingi Anda selama proses persalinan.
* Akupunktur
Dalam filosofi Cina, rasa sakit dan nyeri terjadi akibat ketidakseimbangan aliran energi dalam tubuh. Keseimbangan itu dikendalikan dengan menusukkan jarum-jarum kecil atau menggunakan tekanan jari tangan ke titik-titik tertentu di tubuh. Banyak wanita hamil yang merasakan manfaatnya untuk mengatasi keluhan selama hamil, seperti mual atau sakit kepala. Metode ini kemudian juga dipakai untuk meringankan nyeri persalinan.
* Refleksologi
Menekan titik di kaki untuk mengurangi nyeri. Pijatan lembut di kaki juga membuat nyaman.
* Hypnobirthing
Hipnotis saat menghadapi persalinan memberi sugesti lewat relaksasi pikiran. Dengan dibimbing terapis hipnotis, Anda bisa mengontrol pikiran, rasa nyeri pun akan hilang. Banyaklah berlatih dengan terapis sebelum Anda memilih metode ini.
Bagi yang sudah menguasai metodenya, hipnotis diri sendiri/self hypnosis bisa dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan. Caranya, setelah mata terpejam sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil memandang satu titik tepat di atas mata, makin lama kelopak mata makin relaks, berkedip, dan pada hitungan ke-5, mata akan menutup. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan, pikiran) dan raga beristirahat, masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar.

"memang dalam kenyataannya pas sudah menghadapi situasi tersebut sang ibu tidak akan berpikiran apa-apa, kecuali menahan rasa sakit yang amat sangat dan ingin proses persalinannya cepat selesai. namun setidaknya dengan adanya postingan ini sang ibu mengetahui pengetahuan untuk mengahadapi persalinan."

akhir kata dari saya, sungguh besar jasamu ibu untuk anakmu.. hanya mengingatkan dasarnya tetap tenang,berdoa , pasrah dan tawakal pada Allah SWT di samping dilakukan beberapa teknik .

0 comments: