Rabu, 15 Desember 2010

Pembuatan dan Evaluasi Simplisia Bawang Tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr)

Judul Penelitian
Pembuatan dan Evaluasi Simplisia Bawang Tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr)
Peneliti
Hotmaria R.S.
Sukrasno
Siti Kusmardiyani Abstrak
Umbi bawang tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr) merupakan obat herbal tradisional yang digunakan oleh sebagian masyarakat di daerah Kalimantan dalam bentuk segar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pengolahan simplisia terhadap kandungan metabolit utama bawang tiwai. Umbi bwang tiwai segar dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang akan diparut dan dirajang. Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi dua, yaitu kelompok yang akan mengalami fermentasi dan non fermentasi. Setelah itu masng-masing kelompok sampel dikeringkan dengan metode pengeringan yang berbeda. Metode pengeringan mencakup pengeringan matahari, udara kering, lampu dan oven. Parameter yang diukur dari sampel adalah rendemen ekstrak, kadar kuinon, dan tanin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses fermentasi meningkatkan kadar senyawa kuinon, terutama pada sampel parutan dan rajangan yang difermentasi dan dikeringkan dengan udara kering. Proses fermentasi dapat meningkatkan perolehan metabolit sekunder, yaitu senyawa kuinon. Semua perlakuan tidak meningkatkan perolehan zat warna merah. Keterangan Skripsi
Tahun 2007  
Tempat Penelitian Sekolah Farmasi ITB  

Isolasi
Kegiatan penelitian mencakup penyiapan bahan, modifikasi pembuatan simplisia, penentuan susut pengeringan simplisia, pembuatan ekstrak, penentuan rendemen ekstrak, pemantauan kandungan ekstrak, pembandingan kadar kuinon, pembandingan kadar zat warna merah dalam ekstrak.

Penyiapan bahan meliputi pengumpulan bahan, determinasi tanaman dan pengolahan bahan menjadi simplisia. Tahapan yang dilakukan pada pengolahan bahan adalah sortasi basah, pencucian, pemarutan, perajangan, fermentasi dan non fermentasi, pengeringan, sortasi kering dan penggilingan hingga menjadi serbuk simplisia.

Berbagai metode pembuatan simplisia yang digunakan meliputi tahap pemarutan dan perajangan, fermentasi dan non fermentasi dan beberapa metode pengeringan yang berbeda. Metode pengeringan yang digunakan yaitu pengeringan dengan sinar matahari, pengeringan dengan oven dan pengeringan dengan lemasi pengering menggunkan lampu, dan pengeringan dengan lemari pengering menggunakan udara kering.

Ekstraksi dilakukan secara refluks menggunakan n-heksan, kemudian sisanya diekstraksi menggunakan metanol. Hasil ekstraksi kemudian dipantau kandungan kimianya dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT).

Penentuan kadar kuinon dalam ekstrak dilakukan dengan menggunakan spektrodensitometer (TLC scanner) sedangkan perkiraan kandungan zat warna dalam ekstrak metanol dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses fermentasi umbi bawang tiwai menunjukkan peningkatan kadar senyawa kuinon dibandingkan terhadap umbi yang tidak difermentasi. Proses fermentasi umbi bawang tiwai tidak menunjukkan peningkatan kadar zat warna merah dibandingkan umbi yang tidak difermentasi. Proses pengeringan umbi bawang tiwai dengan udara kering menunjukkan rendemen ekstrak n-heksa yang lebih besar dibandingkan dengan umbi bawang tiwai yang dikeringkan dengan matahari dan perbedaannya bermakna (p<0,5).


Bagi mereka yang mengutip hasil penelitian ini wajib menuliskan sumbernya Sekolah Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id
Kembali

0 comments: