PENGARUH SORBITOL 70% TERHADAP STABILITAS FISIK DAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ASAM JAWA SEBAGAI PENCERAH KULIT DALAM BASIS VANISHING CREAM
| Oleh: Khotimah, Kusnul Email: library@lib.unair.ac.id; library@unair.ac.id Undergraduate Theses Airlangga University Dibuat: 2006-01-17 |
Subject: SORBITOL; TAMARICACEAE; COSMETICS
Call Number: KKB KK-2 FF.03/06 Kho p
Buah asam jawa (Tamarindus indica L.) yang melimpah di Indonesia dan relatif murah mengandung beberapa senyawa AHA (asam tartrat, asam sitrat dan asam malat) yang dapat dimanfaatkan sebagai pencerah kulit, selain itu juga mengandung berbagai senyawa yang berfungsi nutritif yang dapat memperbaiki kondisi kulit. Untuk dapat mengoptimalkan efektivitas pencerahan kulit, maka dalam formula ditambahkan senyawa yang berfungsi sebagai humektan yang mengoptimalkan pelepasan bahan aktif dari basis sediaan dan meningkatkan penembusan bahan aktif melintasi stratum korneum. Untuk mendapatkan sediaan pencerah kulit alami yang efektif, maka dilakukan ekstraksi terhadap buah masak asam jawa kemudian dilakukan formulasi di dalam basis vanishing cream. Untuk mengetahui efektivitasnya dilakukan studi in vivo pencerahan kulit pada kulit manusia dan dilakukan juga pemeriksaan terhadap stabilitas fisik sediaan selama 58 hari.
Pada penelitian ini humektan yang dipilih adalah sorbitol 70% karena sorbitol bersifat ringan dan tidak lengket, serta tidak terlalu kuat dalam menarik kelembaban kulit sehingga paling sesuai untuk sediaan yang digunakan di kulit. Pemeriksaan dilakukan terhadap penampilan, viskositas, pH, daya sebar dan ukuran partikel dari masing-masing sediaan dengan kandungan sorbitol 70% yang berbeda, yaitu sediaan yang mengandung sorbitol sejumlah 0% (formula A), 3% (formula B), 5% (formula C) dan 7% (formula D). Penentuan efektivitas pencerahan kulit dilakukan pada subjek manusia yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, dimana relawan menggunakan sediaan pencerah kulit asam jawa selama 13 jam per hari dalam 8 minggu sesuai dengan instruksi yang telah diberikan. Perubahan wama kulit relawan diperiksa secara berkala setiap 3 minggu, dimana perubahan warna kulit dapat dilihat melalui gradasi warna yang telah dibuat sebelumnya.
Masing-masing formula memberikan karakteristik fisik yang berbeda, formula A, B dan C mempunyai viskositas yang tidak berbeda bermakna dimana selama 58 hari penyimpanan mempunyai viskositas antara 100-183 poise, sedangkan formula D memberikan viskositas antara 133-183 poise. Selama penyimpanan terjadi peningkatan viskositas yang disebabkan oleh adanya penguapan air dari sediaan dan perubahan ukuran partikel. Ukuran partikel masing-masing formula berbeda bermakna kecuali antara formula C dan formula D, dimana selama 58 hari penyimpanan, keempat formula mempunyai ukuran partikel antara 29,4 - 41,8 µm, Antara formula C dan D mempunyai ukuran partikel yang relatif kecil jika dibandingkan formula yang lain karena kedua formula tersebut mempunyai viskositas awal yang lebih besar dibanding formula lain dan lebih mampu mempertahankan viskositasnya.
Keempat formula mempunyai pH yang bersifat asam, berada di angka sekitar 2,50. Harga pH yang asam ini sangat bermanfaat dalam proses keratolisis epidermis yang merupakan salah satu mekanisme pencerahan kulit dari AHA. Formula A, B dan C mempunyai pH yang tidak berbeda bermakna sedangkan pH formula D berbeda bermakna dengan formula yang lain. Pada keempat formula, nilai pH tidak stabil karena dalam formula tidak ditambahkan dapar.
Daya sebar merupakan bagian dari psikoreologi yang dapat dijadikan parameter aseptabilitas. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan daya sebar yang bermakna antara keempat formula, namun selama 58 hari penyimpanan terjadi perubahan daya sebar yang bermakna pada hari ke-58 hal ini disebabkan pada masing-masing formula terjadi peningkatan viskositas yang bermakna, sehingga dapat mempengaruhi sifat adhesi sediaan terhadap lempeng kaca. Ditinjau dari stabilitas fisik masing-masing formula, formula D adalah yang terbaik diantara formula-formula yang lain karena memberikan harga viskositas, ukuran partikel dan daya sebar yang relatif lebih bagus.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa semua formula memberikan efek pencerahan kulit yang tidak berbeda bermakna, namun penambahan sorbitol 70% mempercepat tercapainya efek pencerahan kulit. Formula A yang tidak mengandung sorbitol 70% mulai menunjukkan efek pencerahan kulit pada minggu ke-6 sedangkan formula B, C dan D yang mengandung sorbitol 70% mulai menunjukkan efek pencerahan kulit pada minggu ke-3.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa humektan tidak berpengaruh terhadap efektivitas pencerahan. kulit ekstrak asam jawa, namun penambahan humektan dapat mempercepat tercapainya efek pencerahan kulit sediaan ekstrak buah asam jawa dalam basis vanishing cream. Dengan mempertimbangkan stabilitas fisik dan efektivitas pencerahan kulit dari keempat formula yang dibuat, formula D dengan kandungan sorbitol 70% sebanyak 7% merupakan formula terbaik.
Pada penelitian ini humektan yang dipilih adalah sorbitol 70% karena sorbitol bersifat ringan dan tidak lengket, serta tidak terlalu kuat dalam menarik kelembaban kulit sehingga paling sesuai untuk sediaan yang digunakan di kulit. Pemeriksaan dilakukan terhadap penampilan, viskositas, pH, daya sebar dan ukuran partikel dari masing-masing sediaan dengan kandungan sorbitol 70% yang berbeda, yaitu sediaan yang mengandung sorbitol sejumlah 0% (formula A), 3% (formula B), 5% (formula C) dan 7% (formula D). Penentuan efektivitas pencerahan kulit dilakukan pada subjek manusia yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, dimana relawan menggunakan sediaan pencerah kulit asam jawa selama 13 jam per hari dalam 8 minggu sesuai dengan instruksi yang telah diberikan. Perubahan wama kulit relawan diperiksa secara berkala setiap 3 minggu, dimana perubahan warna kulit dapat dilihat melalui gradasi warna yang telah dibuat sebelumnya.
Masing-masing formula memberikan karakteristik fisik yang berbeda, formula A, B dan C mempunyai viskositas yang tidak berbeda bermakna dimana selama 58 hari penyimpanan mempunyai viskositas antara 100-183 poise, sedangkan formula D memberikan viskositas antara 133-183 poise. Selama penyimpanan terjadi peningkatan viskositas yang disebabkan oleh adanya penguapan air dari sediaan dan perubahan ukuran partikel. Ukuran partikel masing-masing formula berbeda bermakna kecuali antara formula C dan formula D, dimana selama 58 hari penyimpanan, keempat formula mempunyai ukuran partikel antara 29,4 - 41,8 µm, Antara formula C dan D mempunyai ukuran partikel yang relatif kecil jika dibandingkan formula yang lain karena kedua formula tersebut mempunyai viskositas awal yang lebih besar dibanding formula lain dan lebih mampu mempertahankan viskositasnya.
Keempat formula mempunyai pH yang bersifat asam, berada di angka sekitar 2,50. Harga pH yang asam ini sangat bermanfaat dalam proses keratolisis epidermis yang merupakan salah satu mekanisme pencerahan kulit dari AHA. Formula A, B dan C mempunyai pH yang tidak berbeda bermakna sedangkan pH formula D berbeda bermakna dengan formula yang lain. Pada keempat formula, nilai pH tidak stabil karena dalam formula tidak ditambahkan dapar.
Daya sebar merupakan bagian dari psikoreologi yang dapat dijadikan parameter aseptabilitas. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan daya sebar yang bermakna antara keempat formula, namun selama 58 hari penyimpanan terjadi perubahan daya sebar yang bermakna pada hari ke-58 hal ini disebabkan pada masing-masing formula terjadi peningkatan viskositas yang bermakna, sehingga dapat mempengaruhi sifat adhesi sediaan terhadap lempeng kaca. Ditinjau dari stabilitas fisik masing-masing formula, formula D adalah yang terbaik diantara formula-formula yang lain karena memberikan harga viskositas, ukuran partikel dan daya sebar yang relatif lebih bagus.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa semua formula memberikan efek pencerahan kulit yang tidak berbeda bermakna, namun penambahan sorbitol 70% mempercepat tercapainya efek pencerahan kulit. Formula A yang tidak mengandung sorbitol 70% mulai menunjukkan efek pencerahan kulit pada minggu ke-6 sedangkan formula B, C dan D yang mengandung sorbitol 70% mulai menunjukkan efek pencerahan kulit pada minggu ke-3.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa humektan tidak berpengaruh terhadap efektivitas pencerahan. kulit ekstrak asam jawa, namun penambahan humektan dapat mempercepat tercapainya efek pencerahan kulit sediaan ekstrak buah asam jawa dalam basis vanishing cream. Dengan mempertimbangkan stabilitas fisik dan efektivitas pencerahan kulit dari keempat formula yang dibuat, formula D dengan kandungan sorbitol 70% sebanyak 7% merupakan formula terbaik.
Translation:
Tamarindus indica's fruit contains some AHAs and other nutritive components which is good for the skin condition. The cosmetic effects of AHA on stratum corneum are lightening the surface of skin, increasing plasticization and decreasing formation of dry flaky scales on skin surface. Humectant optimizes release of AHA from base and promotes penetration of AHA to stratum corneum. These promotes us to find a new. formula of skin lightening cream contain Tamarindus indica extract by using variety concentration of humectant that gives us the best result in physical stability and lightening skin's colour.
Tamarindus indica extract is formulated in vanishing cream base which is contain different concentration of sorbitol 70%. Then it is treated to some volunteers for 2 months and every 3 weeks the colour of volunteer's skin is being examined and scored using skin colour gradation. The creams also being examined for its viscosity, pH, spreading properties and particle size.
There are 4 formulas which is each of them contains sorbital 70%; 0%, 3%, 5% and 7%. By using in vivo methode, all of the formula give the same effects on lightening skin colour, but addition of sorbitol accelerate the effect on lightening skin colour. Each formula gives different physical properties. Formula contains sorbitol 70% for 7% gives the best physic stability
Tamarindus indica extract is formulated in vanishing cream base which is contain different concentration of sorbitol 70%. Then it is treated to some volunteers for 2 months and every 3 weeks the colour of volunteer's skin is being examined and scored using skin colour gradation. The creams also being examined for its viscosity, pH, spreading properties and particle size.
There are 4 formulas which is each of them contains sorbital 70%; 0%, 3%, 5% and 7%. By using in vivo methode, all of the formula give the same effects on lightening skin colour, but addition of sorbitol accelerate the effect on lightening skin colour. Each formula gives different physical properties. Formula contains sorbitol 70% for 7% gives the best physic stability
0 comments:
Posting Komentar